Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

#RI70

Selamat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia! 70 tahun sudah negara ini berdiri sekaligus menjadi negara pertama yang merdeka setelah perang dunia kedua. Lalu dari 70 tahun yang lalu hingga sekarang, apa yang sudah merdeka di negara ini? Pendidikan? Penerapan yang sudah berangsur membaik tak lantas dapat menjadi pedoman utama dalam penglihatan mata lembaga terkait terhadap keadaan masyarakat. Dengan keadaan yang masih kritis, para generasi muda bangsa belum dapat sepenuhnya mengenyam pendidikan dengan layak. Masih banyak sekali anak dan remaja yang belum mengenyam pendidikan sesuai dengan haknya. Tuntutan ekonomi menjadi faktor utama penghambat jalan mereka untuk mengenyam hak belajar di masa muda mereka. Lalu apa yang harus diperbaiki dalam sistem pendidikan negara kita? Yaitu kesetaraan responsibel para pelayan pendidikan dalam masyarakat untuk menyetarakan usia dalam satu baris tanpa melihat keadaan ekonomi maupun ketidakmampuan mereka dalam segala hal. Pasal 28C ayat (1) meny...

Create your own lucky!

Hari ini mau sedikit cerita tentang sekelumit persepsi dunia perkuliahan. Banyak orang menganggap bahwa "buat apa sih kuliah di universitas swasta. Lo masuk emang gampang, tapi masa depan lo nggak akan secerah para lulusan yang berasal dari universitas negeri." See? Jujur nggak ada maksud untuk memihak siapapun disini. Siapa sih yang nggak pengen kuliah di universitas negeri? Universitas yang punya nama, akreditasinya begitu bagus. Segalanya yang membuat para mahasiswanya merasa begitu beruntung untuk kuliah disitu. Bukan, bukan tentang perbedaan ini yang akan saya bahas. Disini saya cuman mau kita melihat keberuntungan kita sendiri. Bagaimana kita membangun sebuah motivasi yang akan memberikan keberuntungan untuk kita sendiri. Create your own lucky. Nggak akan ada orang yang beruntung dengan cara instan, dengan kemudahan tanpa kesulitan menghadang. Nggak akan ada orang yang berhasil dengan kerja keras orang lain. Build your lucky. Hanya kamu yang bisa membangun kebe...

Kulacino; makna yang manusiawi.

Gambar
Kau tahu apa itu Kulacino? Sebuah kata yang sepertinya baru kau dengar pertama kali, sebuah kata yang baru menyusupi telingamu saat ini.  Kulacino berasal dari bahasa Italia, Culaccino yang memiliki arti bekas air di meja akibat gelas dingin atau basah . Aku suka sekali mendengar kata ini. Terasa klasik dan sarat makna. Kulacino mempunyai bermacam makna dengan makna dasar sebuah jejak yang ditinggalkan dengan kesengajaan, menurut pendapatku. Aku yakin setiap orang memiliki pengalaman seperti makna dari Kulacino. Jejak-jejak yang tertinggal atas sebuah kesengajaan, oleh suatu kejadian, kenangan, ataupun karena seseorang. Begitu manusiawi bahwa yang datang pasti akan pergi. Dan yang pergi belum tentu kembali.

Takdir

Hari ini begitu gelap Lilin-lilin yang begitu benderang pun seolah terlelap Bintang dan sekelumit kenangan yang ingin dianggap Sayup suara memutar waktu, membuat pikiran semakin pengap Hari ini mendung Pikiran kalut serasa berkabung Berlayat menuju kenangan yang tak henti meraung Menangisi takdir yang begitu murung Hari ini angin berhembus lantang Menagih harapan setajam parang Menghamburkan segala rasa sayang Menikam rindu yang nyaris terbuang Tuhan titipkan sebuah keadilan Bahwa nyata tak hanya sebuah dugaan Tentang pikir dan lembutnya perasaan Karena karma takkan tergantikan.

Ironi Dimensi Tiga

Semenjak senja merutuk laut yang terbenam, dunia terasa malam Melarung harap dan perapian yang berantah Hati yang terkikis belaian yang begitu kelam Pikiran yang hampir menggali senyata gundah Dimensi tiga beranjak dan bicara Pada deru air hujan yang terasa gurih Resah mulai mengeja rumitnya aksara Meramu sajak tipis yang gagal diraih

Satu Pemikat dari Filosofi Kopi

Gambar
“Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkan ia dimengerti jika tak ada spasi? Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang?” ― Dee, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade. dikutip dari : http://www.goodreads.com/work/quotes/2095743-filosofi-kopi-kumpulan-cerita-dan-prosa-satu-dekade 

Sebuah Sajak

“DI RESTORAN Kita berdua saja, duduk. Aku memesan ilalang panjang dan bunga rumput -- kau entah memesan apa. Aku memesan batu ditengah sungai terjal yang deras --

Hujan

Hari ini hujan turun lagi Melambungkan angan dan kenangan Membasahi serpihan dongeng yang telah terekam Mengusap kehangatan dan membekukan keadaan Kemarin anganku melukis wajahmu Desah nafasku tak henti mengucap aksaramu Tengadahku selalu mengantar harap Sebelum hujan menindasku dengan kalap

Pada Semesta

Pada semesta yang gulita, aku sampaikan sebuah sajak Dari gerutu hingga asa yang berteriak Dari getir mulia hingga apa-apa yang mulai menggalak Pada semesta, aku rajut kembali rasa yang berantak Pada semesta yang meniup sejuk, aku mulai menari Menghantar fajar di subuh hari Mengecup duka yang semakin tak tahu diri Menyingkap hujan dan melukis pelangi