Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Curhatal (End)

Malam. Untuk yang kesekian kali aku mau curhat, hahaha. :') The best part of single, single dalam hal status adalah ketika kamu bisa membaca kembali diri kamu. Apakah ada hal yang harus kamu perbaiki, atau apakah ada hal yang perlu kamu hilangkan dan adakan, apakah kamu nyaman, apakah kamu sudah men-treat diri kamu dengan baik, ya seperti itu. Dalam kehidupan ini, buatku, banyak sekali hal yang telah berlalu dan ketika kita ingat kita merasa menyesal. Seperti pada postinganku sebelum ini. Gila, aku baca lagi sebelum aku menulis ini, aku rada ehm, aneh dan agak jijik hahahaha dengan tulisanku sendiri. Padahal, aku ingat betul saat aku menulisnya, aku memang benar-benar sedih saat itu. Aku menyesal pernah hampir mencurahkan segala kesedihan dan air mataku hanya untuk seseorang yang sama sekali tidak menghargaiku. You know, tidak dihargai. Selama ini aku bersedih-sedih ria hanya untuk manusia tak berhati dan bermulut besar. :) Waktu berjalan memberikan banyak pengalaman. Aku bertek...

Curhatal (Part 2)

Assalamualaikum. Halo.. Mau curhat lagi, hehe. Hari ini tepat seminggu aku nggak di chat.. You knowlah.. Aku sedih, ya nggak sedih banget, sih. Agak gelisah aja. Aku ya merasa benar-benar nggak dianggap sama dia. I'm not his priority, sometimes.. Aku berpikir, aku harus dewasa. Dia disana nggak senang-senang, dia kerja. Aku mikir dia sibuk yang benar-benar sibuk banget, jadinya nggak sempat ngabarin aku. Tapi aku ya mikir, manusia dalam seminggu tidak mungkin 100% waktunya habis untuk kerja. Pasti ada waktu luang, pasti ada waktu istirahat dan menghibur diri. But he did'nt. Aku nggak tau. Seriously? Aku ini benar-benar, Ya Allah.. ngerti nggak sih? Aku ini galau, benar-benar kayak anak SMA yang galau gara-gara nggak dikabarin sama pacarnya seharian! Mending pacarnya.. Aku? Aku nggak pacaran pula sama si dia. Lebih bodoh kan? Aku nggak tahu.. aku merasa sedih dan bodoh aja. Aku udah 20 tahun, tapi aku belum bisa mengendalikan perasaanku sendiri. Aku nggak bisa lupa sama per...

Curhatal (Part 1)

Assalamualaikum. Hai. Mau curhat, nih.. 😂 Kadang pernah nggak merasa bahwa ketika seseorang hadir di dalam hidup kita, dan dia tak seperti yang kita harapkan, kita bakal ngerasa sebel, kesel banget sama dia? Biasanya kita bakal ngomong gini "mending nggak usah kenal sekalian, deh, daripada harus kaya gini akhirnya.." Sedih ya.. Aku juga kaya gitu, hehehe. Lagi dekat sama laki-laki. Dia sibuk, dia jarang berkabar sama aku. Aku ya sebel, ya marah, ya pengen diem aja. Tapi makin kesini aku sadar.. Dia jarang chat aku karena dia memang kerja, dia nggak diam aja, dia nggak nganggur ataupun hura-hura. Terus mikir kan.. Ngapain sih menomorsatukan ego? Menomorsatukan kemarahan? Kan ya nggak ada gunanya. Apa ya kalau kita marah dan ngambek akan merubah keadaan? Justru itu.. Yang akan merubah keadaan bukan marah itu, tapi kalau kita nggak marah, keadaan yang berubah untuk kita. Aku berpikir. Ketika kita dekat sama seseorang, dan terbersit keinginan dan harapan bahwa kit...

18.46

Tiadalah hati yang gundah, melainkan Allah berikan penawarnya. Sadarkah kita, semakin panjang jalan yang sudah terlewati, semakin kita mengetahui bahwa segala perkara jodoh dan kematian semakin mendekat. Letakkanlah harapan hanya pada Allah. Letakkanlah tangis dan air mata pengaduan hanya pada Allah. Letakkanlah penyesalan karena kita meninggalkan Allah.. Tiadalah baiknya, bersuka ria menganggap dunia begitu indah ketika seseorang datang. Bagilah perasaan tersebut dengan porsi yang lebih besar untuk Allah. Siapalah dia jika datang hanya sebentar, sementara Allah selalu ada setiap saat. Siapalah dia jika membuat bahagia hanya sementara, sementara Allah memberikan banyak sumber bahagia setiap harinya.. Jadikanlah hati adalah sebaik-baiknya perhiasan. Tak ada yang lebih diridhoi Allah, selain menjaga perasaanmu sendiri, membagi perasaanmu sendiri. Allah adalah sebaik-baik dzat yang mengetahui. Tiada kesedihan yang kau rasakan jika senantiasa libatkan Dia di setiap urusan. Berdoalah. Al...

Kau Kira

Kau kira Disaat kau bosan lalu meninggalkan Kau pantas disebut jagoan? Kau kira Disaat kau menganggap tak ada yang salah Kau bisa lepas dari masalah? Tak sadarkah kau Disaat kau melupakannya Ada seseorang yang tiap sujudnya tak lupa berdoa Agar bahagia tak jauh darimu Agar kedamaian ada di hatimu Akan ada doa manis Dari seseorang yang pernah kau buat menangis Dan akan ada harapan Untukmu di masa depan Semoga takkan ada perempuan Yang kembali kau tinggalkan Ketika di pelupuk matanya terdapat kasih sayang Yang tanpa kau sadari, tak tergantikan

Air Mata Kesekian

Apa yang Tuhan berikan Agaknya memenuhi kekosongan Tiada kehadiran Tanpa keresahan Hadirmu yang ku rasa menjauh perlahan Bukan karena aku bosan Melainkan adalah sebuah ujian Atas kesedihan Dan air mata yang aku jatuhkan Tanpa berpamitan

Selamat Pergi

Kau tahu? Semesta begitu memberiku kesempatan Untuk membelakangi dirimu secara perlahan Mengapa? Karena kau datang bukan untuk membalut luka Tetapi kau menimpanya Dengan air mata Yang jatuh dari pelupuk mataku, di depanmu Tepat, sebagai pengantar kepergianmu..

Suatu Hari di Bulan Juli

Kala itu kau datang Begitu menarik dan menyenangkan Luka yang terbuka siap kau balut Sedih yang basah kau usap lembut Begitu ceria setiap harinya Ku tawarkan sejuta sumber tawa Kau berikan setangkup bahagia Begitu penuh hari kita dengan tiada luka Sampai ketika itu aku tersadar Bahwa telah tiba masa aku harus bersabar Tawa yang ku beri kau ambil habis Hanya tersisa aku, yang tak henti menangis Waktu berjalan dan berlari Ingatan akanmu sudah tak ada lagi Mengapa demikian? Karena aku yakin pada suatu keputusan Tuhan Balasan dariNya tak akan pernah salah sasaran

Kau, yang Datang Lagi..

Kau bilang Cinta seperti awan, begitu banyak menyimpan hujan Ku bilang Cinta seperti hujan, begitu banyak rupa kesedihan Waktu itu kau datang Menawarkan untuk membalut luka Menghadirkan tawa setiap harinya Memastikan bahwa aku menyambutmu, penuh bahagia Tentu saja Ku sambut hadirmu dengan penuh kerinduan Berpuluh bulan kau menghilang Akhirnya kau datang, membawa kenangan Aku tak tahu Harus bagaimanakah membalas hadirmu Apakah aku harus bersuka ria Ataukah aku harus kembali menabung air mata Karena waktu itu aku pernah berjanji Untuk merajut masa depan tanpa ada kamu lagi..

Pada Hujan yang Membuat Pipiku Basah

ku rasa, awalnya tiada dan menjadi ada awalnya tiada pernah ku ragu telah membiarkanmu singgah dengan waktu yang tak sebentar, membuatku sempat lupa arah awalnya tak pernah ku pikir, kau ternyata hanya sekadar mampir tak lama menetap, tak bertahan untuk dianggap hadir suatu hari aku merasa sesuatu hadirmu saat itu ternyata tak sepenuh ragamu adamu kala itu tak senyata harapku ku pikir kau begitu bermakna dan membawa banyak kisah perkiraanku tak benar, nyatanya aku lebur dalam hujan yang membuat pipiku basah akhirnya aku mengerti sepenuhnya bahwa kesempatan yang ku beri padamu tak kau ambil semuanya kau ambil dua diantara tiga dua kau bawa hingga aku terasa tak pernah berduka satu kau genggam sampai aku merasa begitu hampa hampa pada air mata yang jatuh setiap detiknya..

Pukul 3 Sore Ini

menggenggam tiap sudut jemarimu terasa sulit kudapatkan kembali kau tahu? hidup terasa begitu berwarna ketika kau sunggingkan ramah senyummu sukar tak lagi menggelegar duka tak lagi menghapus tawa ketika ada kau berdampingan denganku, kita memaruhkan cerita, tanpa jeda terkadang, segar angin di kala itu melaksanakan tugasnya dengan baik membuatku sadar, bahwa kita tak berjamin ada untuk selamanya ketika suatu masa di depan memanggilmu dan kau datang padanya ketika suatu masa aku hanya menatap kau melangkah, nyaris berlari aku menyadari, apa yang ada saat ini begitu bias, begitu tak jelas arahnya di bawah rindang dan segarnya pukul tiga sore ini aku telah bercerita ada peranmu yang hampir saja terjun sepenuhnya di dalam suatu perjalanan hidupku memang, tak selayaknya aku menarikmu agar kau dan aku jatuh dan terluka bersama karena ternyata kepergianmu membuatku mengerti satu hal untuk merasakan sebenar-benarnya cinta, aku harus menerima satu paket dengan luka..