Curhatal (Part 1)
Assalamualaikum. Hai. Mau curhat, nih.. 😂
Kadang pernah nggak merasa bahwa ketika seseorang hadir di dalam hidup kita, dan dia tak seperti yang kita harapkan, kita bakal ngerasa sebel, kesel banget sama dia? Biasanya kita bakal ngomong gini "mending nggak usah kenal sekalian, deh, daripada harus kaya gini akhirnya.." Sedih ya..
Aku juga kaya gitu, hehehe. Lagi dekat sama laki-laki. Dia sibuk, dia jarang berkabar sama aku. Aku ya sebel, ya marah, ya pengen diem aja. Tapi makin kesini aku sadar.. Dia jarang chat aku karena dia memang kerja, dia nggak diam aja, dia nggak nganggur ataupun hura-hura.
Terus mikir kan.. Ngapain sih menomorsatukan ego? Menomorsatukan kemarahan? Kan ya nggak ada gunanya. Apa ya kalau kita marah dan ngambek akan merubah keadaan? Justru itu.. Yang akan merubah keadaan bukan marah itu, tapi kalau kita nggak marah, keadaan yang berubah untuk kita.
Aku berpikir. Ketika kita dekat sama seseorang, dan terbersit keinginan dan harapan bahwa kita ingin dia jadi teman hidup kita.. Janganlah kita mau tunduk dan jatuh sama ujian-ujian yang ada. In case, aku dekat sama orang yang saat ini lagi magang, jauh banget, di Kalimantan sana. Tiap hari sinyalnya E. Tiap hari jarang banget kabar-kabaran, pegang hp. Berkebalikan sama aku. Aku tinggal di kota, sinyal alhamdulillah selalu ada. Tiap hari, tiap waktu malah, bisa pegang hp. Ya dengan itu aku jadi paham keadaan dia. Belajar dewasa. Belajar bahwa sebuah hubungan tidak melulu harus saling berkabar setiap waktu.
Aku sebel banget sama dia. Aku bete hampir tiap hari waktu itu. Empat hari nggak ada kabar udah pengen ngambek aja. Hari kelima dia kasih kabar, dia cerita kalau dia sibuk kerja.. Apa ya aku harus marah? Apa aku berhak melarang dia kerja? Apa aku berhak minta dia untuk ngabarin aku setiap hari?
Aku ya sadar. Aku bukan siapa-siapa dia. Aku cuman teman dia. Nggak lebih dari teman. Tapi tiap kali kita bicara via telpon, entah kenapa dia selalu berusaha meyakinkan aku bahwa dia serius sama aku. Gombal ya kedengarannya.. Bodo amat. Orang jatuh cinta nggak pernah salah, okay?
Terus ya aku mikir. Dia baik. Dia memang sering nggak kasih kabar, tapi dia selalu menyempatkan diri buat telpon aku. Entah jam 11 atau 10 malam. Entah hanya telponan setengah jam.. Yang penting cukup membuktikan bahwa kita masih bisa merasakan kepedulian satu sama lain.
Tau sih.. Siapa yang tahu dia jodoh kita atau bukan. Siapa yang tahu dia sekedar mampir atau beneran singgah. Tapi.. Ingatlah, berperilaku baiklah dengan siapapun. Kalau kita baik, kalau kita mampu menahan amarah dalam kondisi apapun, kita nggak akan pernah merasa rugi. Setidaknya kalau kita baik, dia akan sadar bahwa kita adalah orang yang benar-benar memberikan dia pengertian dan perhatian. Urusan jodoh atau bukan itu urusan Allah. Sebagai manusia, berusahalah sebisa kita. Allah juga tidak akan menutup pintu bagi orang-orang yang berusaha dan tulus ikhlas menjalani semuanya.. ❤
Komentar
Posting Komentar